Bambu merupakan bahan bangunan yang banyak tersedia di Indonesia, dengan usia panen 3-5 tahun bambu merupakan sumber bahan bangunan yang terbarukan, sehingga bambu dapat dijadikan bahan baku konstruksi dan inetrior utama.
Dari harga yang relatif murah bambu dapat menjadi pilihan tepat untuk mengganti kayu yang harganya semakin mahal dan langka.
Bambu juga memiliki kekuatan yang sama dengan kayu jika diolah dengan metode pengawetan yang tepat.
Bambu juga tidak membutuhkan lahan yang subur untuk tumbuh serta tidak membutuhkan perawatan yang sulit, sehingga bambu dapat menjadi penghasilan tambahan bagi para pemilik lahan yang tidak produktif.
Di Indonesia Masyarakat menggunakan bambu sudah sejak lama diantaranya untuk bangunan rumah, Dinding, Lantai, Furnitur, Perabotan, Alat pertanian, Kerajinan, Alat musik, dan Perlengkapan dapur.
Bambu dapat diktegorikan sebagai sumber bahan banguna yang terbarukan karena bambu dapat dipanen dalam waktu hanya 3-5 tahun dibandingkan dengan kayu keras paling cepat panen usia 5-6tahun untuk dan untuk kayu yang berkualitas baik misalnya jati butuh waktu 20-50 tahun untuk bisa dipanen.
Tekhnik pengawetan bambu sudah dikenal oleh nenk moyang bangsa Indoensia sejak lama, dengan metode sederhana pengawetan bambu cukup direndam pada air mengalir atau dengan air tergenang, dan hingga saat ini banyak metode pengawetan yang berkembang, misalnya dengan Vakum press atau dengan bahan kimia lainnya, sehingga bambu yang dipanen dan diolah dengan benar dapat disetarakan dengan keawetan kayu keras dengan usia panen 20-50tahun.
Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa bambu yang diolah dengan baik dapat menyamai denga kekuatan baja.
Dari segi karakteristik, bambu mempunyai serat padat yang dapat menyangga beban berat, serta memiliki nilai seni tinggi dari ruas-ruas buku yang dimilikinya.
Dengan sedikit sentuhan akhir bambu dapat menjadi ineterior yang artistik serta menjadi suatu produk kerajinan yang cukup indah.
Dari harga yang relatif murah bambu dapat menjadi pilihan tepat untuk mengganti kayu yang harganya semakin mahal dan langka.
Bambu juga memiliki kekuatan yang sama dengan kayu jika diolah dengan metode pengawetan yang tepat.
Bambu juga tidak membutuhkan lahan yang subur untuk tumbuh serta tidak membutuhkan perawatan yang sulit, sehingga bambu dapat menjadi penghasilan tambahan bagi para pemilik lahan yang tidak produktif.
Di Indonesia Masyarakat menggunakan bambu sudah sejak lama diantaranya untuk bangunan rumah, Dinding, Lantai, Furnitur, Perabotan, Alat pertanian, Kerajinan, Alat musik, dan Perlengkapan dapur.
Bambu dapat diktegorikan sebagai sumber bahan banguna yang terbarukan karena bambu dapat dipanen dalam waktu hanya 3-5 tahun dibandingkan dengan kayu keras paling cepat panen usia 5-6tahun untuk dan untuk kayu yang berkualitas baik misalnya jati butuh waktu 20-50 tahun untuk bisa dipanen.
Tekhnik pengawetan bambu sudah dikenal oleh nenk moyang bangsa Indoensia sejak lama, dengan metode sederhana pengawetan bambu cukup direndam pada air mengalir atau dengan air tergenang, dan hingga saat ini banyak metode pengawetan yang berkembang, misalnya dengan Vakum press atau dengan bahan kimia lainnya, sehingga bambu yang dipanen dan diolah dengan benar dapat disetarakan dengan keawetan kayu keras dengan usia panen 20-50tahun.
Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa bambu yang diolah dengan baik dapat menyamai denga kekuatan baja.
Dari segi karakteristik, bambu mempunyai serat padat yang dapat menyangga beban berat, serta memiliki nilai seni tinggi dari ruas-ruas buku yang dimilikinya.
Dengan sedikit sentuhan akhir bambu dapat menjadi ineterior yang artistik serta menjadi suatu produk kerajinan yang cukup indah.